5 Alasan Kenapa Orang Papua Tidak Boleh Jual Tanah! Bagikan!


Ilustrasi foto. Sumber: http://naworlano.com 


Bukan karena mengapa, namun rasa keheranan yang menimpahku untuk berpikir panjang sesampai setengah tidur tadi, lihat realita ideologi kita sendiri bagi akar rumput di tanah surga Papua ini. Berdasarkan kenyataan hidup di Papua yang pro dan kontra, oleh sebabnya saya berpikir untuk sedikit mengores disini, di  NL Community.
Manusia dan tanah bagaikan ibu dan anak, tak dapat terpisahkan, dan semua orang pada tahu itu. Makanya, demi masa depan orang Papua dan generasi Papua, entah siapa saja, non Papua maupun orang Asli Papua (OAP), perlu memahami seksama fakta dari keadaan terkini, yang orang asli Papua semakin sedikit dan semakin tersingkir ke pinggiran kota, dan ini harus diakui, karenanya, perlu harus diketahui bahwa ini yang akan terjadi ketika Anda jual tanah hanya demi materi sesaat. Belajarlah dari Kota-kota besar dan orang-orang yang sudah tersesat ke pinggiran kota. Yang tersingkir berpikir dipinggirkan, tetapi tak sadar itu adalah kesalahan sendiri, seharunya salahkan diri bukan salah siapa. Ini 5 Alasan kenapa orang Papua tidak boleh jual tanah.
1. Kamu akan tersingkir ke pinggiran Kota bahkan bisa saja tidak punya tanah

 
Masa kini di Papua masih seperti ini dalam Indonesia – Yahukimo Papua 


Senang rasanya ketika menjual tanah untuk kebutuhan, namun perlu berpikir lagi untuk menjual tanah di kemudian hari, apakah punya cadangan tanah lainnya di kampung lain atau tempat orang lain? Tentu itu bukan lagi hak Anda. Sebelum menjual tanah dulunya Anda adalah pemilik tanah di pusat kota, setelah menjual tanah, Anda bukan lagi berasal atau pemilik dari tanahmu sendiri, yang akhirnya anda menjadi orang pinggiran, menumpang atau menjadi penyewa setia pada rumah orang lain, dan itu adalah kesalahan sendiri. Juga menguntungkan kepada orang yang Anda keluhkan kenapa mereka semakin banyak.
2. Jual tanah merugikan generasi, mereka tidak lagi punya hak dan tempat mencari makan
  
Kamu tidak harus pergi kemana,papua adalah rumahmu (Foto Etnik)


Jika masa kita adalah bahagia, Apakah masa depan anak cucu kita juga bahagia? Perlu kita sadar untuk anak cucu, lebih baik generasi berikutnya yang bahagia dari pada kita kini yang bahagia, demi anak cucu jangan jual tanah agar mereka punya tempat untuk mencari makan dan memiliki hak diatas tanahnya sendiri dimasa depan, masa depan yang cerah. Jangan menguntungkan orang yang selalu kamu keluhkan kenapa mereka ada di tempatmu yang seharusnya punya generasimu.
3. Sewahkan tanah jangan menjual, masa depan masih terus akan ada untuk yang belum ada di masa kita
  Sewakan tanah dengan ketentuan kontrak – Foto Facebook


Supaya orang Papua dibilang sangat baik atau bagaimana? Penulis sendiri sebenarnya hanya salahkan yang punya tanah, kenapa mereka tidak sewakan saja tanahnya kepada pengusaha atau pendatang yang datang di Papua. Banyak orang Papua mengeluh jikalau pendatang atau alias non Papua semakin banyak, dan merasa tersingkirkan ditanahnya sendiri, sebenarnya itu adalah kesalahan orang Papua sendiri, sewakan tanahmu dengan perjanjian masa kontrak, dan itu juga akan menguntungkan Anda menjadi sumber pencarian dan akan terus ada untuk generasimu.
4. Orang Papua bilang mau merdeka, kami semakin sedikit lalu kenapa mau menjual tanah?
  
Orang Papua ingin merdeka – Foto Erik Walela Facebook 


Kamu sudah tahu menjual tanah hanya menguntungkan atau mendatangkan orang non Papua, tetapi, kamu juga bilang “Ah tidak bicara Papua Merdeka saja, cape deh, karena hidup itu harus makan saya terpaksa melakukanya, saya tidak peduli yang penting saya mendapatkan uang banyak emang gue mikirin, Ah urusan elu emang Papua kapan merdekanya, serahkan saja pada Tuhan dan berdoa sajalah moga Papua baik-baik saja de” Hmm… mungkin kamu sebagian yang sudah di Jawanisasi atau dicuci otak kali.
Pertanyaanya, kenapa Ingin berpisah dari Indonesia (Merdeka), kenapa kamu mengeluh orang Papua akan habis beberapa tahun lagi, apa itu hanya kata segelintir orang? Jika kamu masih berpikir seperti perkataan diatas dalam tanda petik itu, atau perkataan yang lainnya? Jawablah sendiri sobat, sekarang siapa yang salah?
5. Tanah Papua itu luas, kaya dan penduduknya sedikit, sebabnya non Papua terus datang berlomba-lomba
  
 
Generasi yang lagi menunggu harapan masa depan yang baik – Foto Facebook  

Seperti kata Farhat Abbas di pekan lalu, bukan untuk membantu, jika dilihat dari kenyataan di Papua, minimnya pendidikan yang kurang baik, kematian OAP meningkat, Kesehatan dan pengobatan kurang menguntugkan, banyak pengusaha dll. dan itu membuktikan mereka mencari kekayaan dan kelangsungan hidup yang baik ditanah Papua (Harta, Kebahagiaan, Keberuntungan, Kekuasaan, Dll.) seperti air yang sedang mengalir tanpa hentinya, walaupun orang asli Papua melarang transmigrasi dan lainnya, orang Papua tidak akan bisa menghentikan air yang deras, air yang deras yang pasti sudah mulus jalanya. Hanya ada kembali pada kesadaran bagaimana…? Pasti Anda memahaminya.
Akupun sadar, artikel ini sedikit tidak bisa diterima bagi yang lain, karena yang lain itu bukanlah yang merasakan, tetapi bagi OAP terasa sangat berbedah, merasa hidup tidak adil ditanah sendiri. Seperti penulisan artikel lainnya seperti“ Ke Dan Dari Papua: Datang Tanpa Benih Pulang Dengan Sejuta Harga”.
Walaupun kasar dan dengan bahasa yang sederhana, seperti itulah keaslian kita sebenarnya, tidak ada manusia yang selalu barbaik hati, atau juga biasanya pura-pura baik, sama saja semua pada omong kosong, yang baiknya perlu dipetik saja, lalu yang tidak ya buanglah.




Terkait :
  v  Artikel
  v  Orang Asli Papua
  v  Papua Kedepan
  


Sumber: naworlano.com





Tidak ada komentar: