Pace Mace Antara Makna dan Kebanggaan
Pace dan Mace (PAPUANPHOTO)
Bagi orang asli Papua istilah atau sebutan ‘Pace Mace’ sudah
sangat familiar dan dekat dengan kehidupan sehari-hari. Kecuali saat menyebut
nama, dua kata ini tidak asing di telinga kita karena hampir setiap hari
digunakan sebagai panggilan untuk pria dan wanita Papua.
Meski terus digunakan dari waktu ke waktu, ternyata cukup
sulit untuk menemukan data valid tentang dari mana asal muasal kata Pace dan
Mace ini. Beberapa sumber yang ditemukan lewat pencarian singkat di internet,
yang tentunya kebenarannya masih harus diuji lagi, menuliskan Pace Mace
berasal dari bahasa Fak-fak yang berarti sebutan untuk Om dan Tante.
Sumber lainnya, masih di pencarian yang sama, justru
memberi ruang lebih luas dengan menyebut panggilan Pace Mace dapat digunakan
untuk memanggil orang yang lebih tua dari umur kita. Ini artinya dua kata
tersebut tidak hanya terbatas di panggilan Om dan Tante.
So apapun itu, yang pasti masyarakat Papua mempercayai dua
kata tersebut merupakan warisan turun temurun dari nenek moyang yang tetap
eksis untuk digunakan saat ini sebagai budaya asli Papua.
Jika merujuk kembali ke sumber di atas, tentunya kita tak perlu
heran karena pada kenyataanya panggilan Pace dan Mace ini memang lebih banyak
dipakai, diucapkan, dan ditujukan untuk mereka yang berusia lebih dari 20
tahun. Panggilan ini sama maknanya dengan panggilan Mas Mbak nya orang Jawa.
Bedanya Pace dan Mace masih bisa digunakan untuk memanggil
orang Papua yang usianya lebih dari 40 tahun. Sementara di Jawa, Mas dan Mbak
sudah tidak berlaku lagi ketika seseorang memasuki usia tersebut, kecuali yang
memanggilnya adalah pasangan sendiri atau saudara kandung, boleh-boleh saja.
Penggeseran Makna dan Kebanggaan
Di Papua, tariklah 20 atau 30 tahun ke belakang, bahkan tidak
semua orang asli Papua suka dipanggil Pace atau Mace. Alasan penolakan yaitu
bagi yang usianya masih muda, panggilan tersebut seperti menganggap mereka jauh
lebih tua.
Panggilan Pace dan Mace kala itu juga belum sepopuler
sekarang yang penyebarannya sangat cepat menyesuaikan perkembangan teknologi
informasi, sehingga dalam penggunaannya beberapa orang masih canggung,
malu-malu dan tidak percaya diri.
Namun ibarat pepatah, Lain Batu, Lain Karang, Lain Dulu, Lain
Sekarang, situasi kini telah berbeda. Sebutan Pace dan Mace yang dulunya hanya
digunakan dan ditujukan untuk para orang tua kini telah bergeser makna.
Anak-anak di usia 15-25 tahun pun oleh teman sebayanya telah menggunakan Pace
dan Mace sebagai panggilan.
Panggilan ini bukan berarti menganggap temannya lebih tua,
bukan juga untuk menyindir temannya lewat sebutan tersebut, tapi lebih kepada
kenyamanan dan keakraban yang sudah mulai tumbuh dalam penggunaan dua kata itu.
Pace dan Mace juga kini sudah seperti identitas. Tidak hanya
orang asli Papua, mereka yang juga berasal dari suku pendatang namun sudah
tinggal lama di Papua selalu bangga dan senang ketika: Dipanggil dan memanggil
dengan sebutan Pace dan Mace.
Bahkan ketika mereka telah pulang ke kampung halamannya
masing-masing, atau sedang merantau, lalu bertemu dengan teman lamanya di
Papua, entah temannya orang Papua atau bukan, mereka tak segan dan bangga untuk
menyapanya dengan panggilan Pace atau Mace.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar