Salut ! Capt Edd Rian, Pilot Muda Papua Sisihkan 600 Pilot Garuda Indonesia.


 Foto Apoy Alvin.


Dari 600 orang lulusan pilot yang mendaftar di maskapai Garuda Indonesia Airlines (GIA), hanya empat orang yang diterima menjadi pilot. Salah satunya adalah anak Papua. Tidak semua siswa dari sekolah penerbangan bisa langsung diterima menjadi pilot maskapai penerbangan. Apalagi di maskapai bonafit sekelas Garuda Indonesia. Adalah Edd Rian Zostenes Rumi, anak Papua, menjadi salah satu siswa yang beruntung itu. Edd yang merupakan lulusan Balai Pendidikan dan Pelatihan (BP2) Penerbang Banyuwangi, akhirnya menjadi salah satu pilot yang berhak menerbangkan pesawat airlines Garuda. Edd satu dari empat pilot yang lolos seleksi penerimaan pilot Garuda. “Dari 600 orang diseleksi menjadi 22 orang yang lolos untuk mengikuti tes pertama. Dari 22 orang itu, diseleksi lagi menjadi 12 orang. Kemudian diseleksi lagi menjadi tujuh orang, dan terakhir hanya empat orang yang lolos dan diterima Garuda,” kata Edd. Untuk menjadi salah satu pilot Garuda, Edd, harus melalui delapan tahapan seleksi. Proses seleksi digelar selama satu bulan penuh.

Foto Apoy Alvin.



Dimulai dari tes akademik, psikotes, wawancara dengan user dan HRD GIA, tes auronatika, tes bahasa inggris, psikologi, tes kesehatan tahap dua. Belum lagi tes bakat terbang, dan terakhir tes pemantauan terakhir (pantukhir). “Pilot adalah impian dan cita-cita saya sejak kecil. Kini impian itu bisa saya raih. Tentu sangat membanggakan bisa masuk maskapai terbesar di Indonesia ini. Namun sangat tidak mudah meraih ini semua. Perlu kerja keras dan perjuangan,” kata pilot yang suka rawon dan pecel itu.

Foto Apoy Alvin.

Setelah lulus dari BP2 Penerbang Banyuwangi, Edd mengikuti seleksi beasiswa khusus pilot yang digelar oleh Kementrian BUMN, melalui Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL), akhir tahun 2016 lalu. Setelah itu, Edd mendaftarkan diri seleksi pilot Garuda. Kini Edd masuk fase Line Training di Garuda Indonesia Airlines. Bersama dengan instrukturnya, saat ini dirinya dipercaya menerbangkan pesawat ATR 72-600, di langit Makasar, Kendari, Wangi-wangi, Bau-bau, dan Palopo.

Foto Apoy Alvin.


Bagi Edd, BP2 Penerbang Banyuwangi, telah mengubah mengubah nasibnya. Banyak hal yang dia dapat selama belajar di BP2 Banyuwangi. “Puji Tuhan semua yang saya cita-citakan tercapai saat ini. BP2 memberikan kontribusi besar bagi hidup saya,” katanya. Apa yang dialami Edd memberikan inspirasi terutama bagi anak-anak asal Papua. Edd mengingatkan pada adik-adiknya asal Papua yang saat ini belajar di BP2 Penerbang Banyuwangi, untuk terus tekun belajar, pantang menyerah, dan selalu optimis. terdapat 12 calon taruna dari Papua dan Papua Barat, yang mulai dilatih di BP2 Penerbang Banyuwangi. Sejak 2013, BP2 telah mendidik taruna asal Papua dan Papua Barat untuk dijadikan pilot profesional, melalui beasiswa Upaya Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat (UP4B). Telah terdapat 19 pilot profesional asal Papua dan Papua Barat.

Sumber : Facebook Boyke Semuel Jufuway


Tidak ada komentar: